MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
“FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM”
KELOMPOK 7
1.
ANDI
A. SEKO (1401040037)
2.
ANDRE
R. KOROHAMA (1401040013)
3.
INGRID
FITRIA POLIN (1401040033)
4.
JENNETY
TAMEON (1401040011)
5.
SRIARMILA
HIUL (1401040015)
6.
SHERLY
YACOBA SINLAE (1401040036)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SASARAN SIKAP PROFESIONAL.Ucapan
terima kasih sedalam-dalamya kepada dosen mata kuliah dan teman-teman yang
telah membimbing dan membantu dalam penulisan makalah ini. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta do’a
dan perhatian yang luar biasa sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan memahami mengenai sasaran
sikap profesional, dan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Profesi Kependidikan.
Menyadari
bahwa makalah yang telah disusun ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
maka hal itu semua tidak lepas dari ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangatlah diharapkan untuk membangun dalam penulisan
makalah selanjutnya.
Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi acuan serta koreksi untuk
lebih baik lagi.
Kupang, Maret 2016
Tim Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................... iii
BAB
I
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C.TUJUAN PENULISAN........................................................................................ 1
BAB
II
PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
A.PENGEMBANGAN KURIKULUM................................................................... 2
B. FAKTOR-FAKTOR PENGEMBANGAN KURIKULUM............................... 2
C. FAKTOR-FAKTOR LAIN PENGEMBANGAN
KURIKULUM.................... 4
BAB
III
PENUTUP....................................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN.................................................................................................... 12
B. SARAN................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Salah satu
upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh diantaranya adalah
melalui pendidikan, baik yang diberikan dalam lingkungan keluarga, melalui
pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan dalam lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus ditentukan oleh
adanya pelaksanaan kurikulum sekolah itu. Keberhasilan sumber daya manusia
dalam segi pendidikan sangat dipengaruhi oleh adanya pemahaman seluruh personal
di sekolah itu dalam melaksanakan kurikulum.
Kurikulum
pendidikan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang mana seluruh komponen bangsa ikut memberikan dorongan bagi
penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi,
dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.
Di dalam
proses pengendalian mutu pendidikan, kurikulum merupakan perangkat yang sangat
penting karena menjadi dasar untuk menjamin kompetensi keluaran dari proses
pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah secara periodik untuk menyesuaikan
dengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu. ` `
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas,
maka dalam makalah ini maka penulis merumuskan faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum?
C.
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan uraian permasalahan
diatas maka tujuan dari penulian makalah ini yaitu memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
pengembangan kurikulum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Perubahan kurikulum, dalam arti pengembangan, tentu akan berdampak terhadap
kesiapan sekolah dan guru untuk mengimplementasikan di depan kelas. Mekanisme
pengembangan kurikulum dapat dilakukan sebagai berikut. Tahap pertama penguasaan
manajemen pengembangan kurikulum. Seorang guru yang akan mengembangkan
kurikulum dituntut menguasai manajemen pengembangan kurikulum. Dalam
mengembangkan kurikulum, setidaknya guru akan menemui delapan masalah.
Pertama, bagaimana membatasi ruang lingkup atau keluasan materi. Kedua,
bagaimana mengaitkan relevansi materi dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Ketiga, bagaimana memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik maju
dan yang lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan pembangunan daerah dan
nasional. Keempat, bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi
lainnya sehingga tidak terjadi duplikasi. Kelima, bagaimana mengurutkan materi
dan kompetensi yang diperlukan. Keenam, bagaimana agar materi atau kompetensi
berkesinambungan dan berjenjang. Ketujuh, bagaimana
merealisasikan artikulasi materi atau kompetensi secara menyeluruh. Terakhir,
bagaimanakah materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau masa depan
alias memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu:
1.
Perguruan Tinggi
Perguruan
tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah yaitu:
Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan
bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang
dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan
dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi
kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
Kedua, dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan
guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP,
STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan
dari guru-guru yang dihasilkannya.
Pengusaan
keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan
mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi
kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis
sekolah yang ada dewasa ini, umumnya
disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan
sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG
dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi
dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana.
2. Masyarakat
Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak
didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan
agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di
tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi
masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
Masyarakat
yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau
heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang
ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia
usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi
pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar
mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup,
bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada
kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
3. Sistem Nilai
Dalam
kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga
bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang
tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai
yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam
kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di
masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari
berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok
sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu
memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek
sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya.
Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nwilai-nilai yang berbeda.
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi berbagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya:
a) Mengetahui
dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
b) Berpegang pada prinsip
demokratis, etis, dan moral
c) Berusaha
menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d) Menghargai nlai-nilai kelompok
lain
e) Memahami dan
menerima keragaman budaya yang ada
C.
FAKTOR LAIN
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KURIKULUM
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Salah satunya landasan pengembangan kurikulum itu sendiri. Landasan
pengembangan kurikulum sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum karena bila
landasannya berupa maka akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. faktor-Faktor
lain yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, diantaranya :
· Filosofis
· Psikologis
· Sosial budaya
· Politik
· Pembangunan negara dan perkembangan dunia
· Ilmu dan teknologi (IPTEK)
1.
Filosofis
Filsafat
memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam
Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti:
perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella
Yulaelawati di bawah ini diuraikan tentang isi dari masing-masing aliran
filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.diantaranya:
a) Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan
dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih
penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut
faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak
terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b) Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai
dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama
halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
c) Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan
makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
d) Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada
peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e) Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya.
Aliran
Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum
Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi
pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.
Masing-masing
aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena
itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung
dilakukan secara selektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan
berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat
ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi
pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme. Ini merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum (dari teacher center menjadi
student center).
2. Psikologis
Sukmadinata
mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari
pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi
belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang
berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.
Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar,
serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe
kompetensi, yaitu:
a) Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b) Bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai
situasi atau informasi.
c) Konsep diri;
yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
d) Pengetahuan; yaitu informasi
khusus yang dimiliki seseorang.
e) Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Kelima
kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber
daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih
tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan
motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian
seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan.
Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya,
kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.
Dalam
konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa menyoroti tentang aspek
perbedaan dan karakteristik peserta didik. Dikemukakannya, bahwa sedikitnya
terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan;
(2) perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta
didik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
3. Sosial-Budaya
Kurikulum
dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan,
kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa
pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,
bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta
didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat
pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya
menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak
mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan
masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti
dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap
lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri
yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah
satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang
mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai
tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan
lainnya.
Sejalan dengan perkembangan
masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang
sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan
penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Melalui
pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban
sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian,
kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan
berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik
dalam konteks lokal, nasional maupun global.
4.
Politik
Wiles Bondi
dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to Practice’ turut
menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan kurikulum. Hal
ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses
politik, kerana setiap kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka
setiap kali itulah kurikulum pendidikan berubah.
5.
Pembangunan
Negara dan Perkembangan Dunia
Pengembangan
kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan
dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai
kurikulum yang statis. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Kenyataan tersebut jelas
menunjukkan bahwa perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang pesat
pada kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu pengembangan kurikulum
haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan dunia. Kandungan kurikulum
pendidikan perlu menitikberatkan pada mata pelajaran sains dan kemahiran teknik
atau vokasional kerana tenaga kerja yang mahir diperlukan dalam zaman yang
berteknologi dan canggih ini.
Namun
terkadang kurikulum yang ada di suatu Negara tidak sesuai dengan kenyataan
perkembangan teknologi dan sosial politik di masyarakatnya. Sehingga ketika
seseorang yang baru masuk dalam dunia pendidikan akan berfikair bahwa untuk
membentuk suatu sistem pendidikan yang baik haruslah merubah kurikulum yang
ada. Padahal hal itu sangat sulit. Sehingga yang biasa dilakukan hanyalah
melanjutkan kurikulum yang ada sebelumnya namun dengan cover yang baru.
6.
Ilmu
dan Teknologi (IPTEK)
Pada
awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat.
Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan
dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Akal manusia
telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak
mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau
manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo
berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang
berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam
bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh
pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya.
Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang
memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara
kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu,
dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan
melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan
meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning
to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi
situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi
telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum
seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan
sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Proses perkembangan kurikulum
sebagai sifatnya yang sentiasa berubah turut dipengaruhi oleh faktor-faktor persekitaran
yang merangsang reaksi manusia yang terlibat dalam kepentingannya serta
prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu
meliputi: Perguruan Tinggi, Sistem Nilai, Masyarakat, Filosofis, Psikologis,
Sosial-Budaya, Politik, Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia, Ilmu dan
Teknologi (IPTEK).Sedangkan prinsip yang dijadikan dasarnya adalah sebagai
berikut: Relevansi, Fleksibel, Kontinuitas, Kepraktisan, Efektifitas.
B.
SARAN
Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat
diperhatikan dengan saksama, karena melalui makalah yang dipaparkan ini, penulis
menjelaskan berbagai macam faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum yang
merupakan pedoman mengajar bagi seorang guru.
Punulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga
membaca materi yang berkaitan, pada referensi lainnya agar dapat lebih memahami
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Syaodih.2005. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosyada Karya.
Asrohah,
Hanun dkk,.
2014.
Pengembangan Kurikulum, Surabaya: Kopertais IV Press.
Anonim.2009.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengembangan Kurikulum. https://skripsisolusi.wordpress.com/2009/12/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-kurikulum/
Esnata Putra. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum.https://sites.google.com/site/putraandesnata/faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-kurikulum.